Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menilai saat ini keamanan Turki dan masyarakat dunia sedang terancam karena kondisi di Suriah. Rezim Suriah menggunakan segala cara kotor dalam memerangi rakyatnya, termasuk di antaranya senjata kimia dan rudal yang terlarang di seluruh dunia.
Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum di Lemhanas, Jumat (31/7/2015) hari ini. Dalam kesempatan itu, Erdogan juga menyebutkan bahwa negerinya saat ini sedang menghadapi berbagai organisasi teroris. Termasuk ISIS yang aksinya sama sekali bukan berasal dari ajaran Islam. Tidak benar tuduhan bahwa Turki berperan dalam masuknya orang-orang Eropa yang bergabung dengan ISIS.
Erdogan menekan mendesaknya kerja sama dalam menghadapi beberapa fenomena seperti islamophobia, anti-imigran, dan diskriminasi etnis. Para politisi Eropa, menurutnya, bisa dengan mudahnya mengambil kebijakan yang merugikan etnis tertentu sehingga membahayakan budaya hidup bersama.
“Saat ini ada sekitar lima juta warga Turki yang hidup di Eropa, karena itu Turki sangat terpegaruh jika ada politik yang diskriminatif di Barat,” jelas Erdogan.
Tentang Timur Tengah, Erdogan mengatakan, “Permasalahan Timur Tengah saling terkait antara satu dan lainnya. Memang dapat dipahami ketakutan Barat dalam masalah Timur Tengah ini. Tapi perlu dipahami bahwa jalur militer saja tidak akan bisa menyelesaikan masalah terorisme dan masalah lainnya di sana.”
Tak lupa Erdogan meluapkan curahan hatinya, “Dunia Islam tidak akan pernah tenang selama masalah Palestina belum ditemukan solusinya. Perdamaian permanen baru akan terwujud jika disepakati merdekanya negara Palestina di batas wilayah tahun 1967, dan ibukotanya adalah Al-Quds.” (msa/dakwatuna)
Sumber: dakwatuna.com